Tanggapan Sanak Saflis
Assalamua’alaikum, sanak Saflis
Saya setuju bahwa kita mulai dari diri sendiri, dan saya komitment tentang ajaran Islam dalam kehidupan saya sehari-hari, baik dalam keluarga sendiri maupun keluarga besar saya, antara lain .
- Nabi Muhammad saw, adalah suriteladan kami yang utama
- Kami, 4 bersaudara telah menetrapkan kepada anak-anak kami garis keturunan diambil dari bapak.
- Pembagian warisan sesuai dengan Ajaran Islam
- Pernikahan sesuku diperbolehkan, karena tidak termasuk yang dilarang dalam ajaran Islam.
Boleh-boleh saja kami dikatakan tidak beradat, tapi kami lai baragama Islam.
Saya sangat prihatin dan terasa sia-sia akan perjuangan Imam Bonjol, dimana beliau berjuang dengan fisabilillah, dan boleh saya katakan bahwa Imam Bonjol adalah salah satu pelopor dalam penegakan Syariat Islam di Minangkabau, mengapa di Minangkabau tidak menetrapkan Syariat Islam seperti di Aceh.
Kalau menurut sanak yang bermasalah itu adalah “budaya”itu benar , sebab menurut saya ini akibat dari pada kerapuhanan adat (adat mbalelo) yang tidak sinkron dengan Syara’ Syara’ basandi Kitabullah, dengan demikian budaya Minangkabau tidak adak ada Filterisasi terhadap Islam, saya melihat adat Minangkabau menganut faham sekuler.
Lebih baik kita membenahi sendiri dari pada kita dibenahi orang lain. Hal ini saya sampaikan karena kecintaan saya kepada Minangkabau, dengan upaya “watawa saubil haq – watawa saubil sab”
Wassalam, Pandu Pranawijaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar